Minggu, 19 Desember 2010

bawang bombay( A lli u m sepa) yang bertujuan untuk mendapatkan senyawa flavonoid

Abstrak
Penelitian ini menggunakan bahan baku bawang bombay( A lli u m
sepa) yang bertujuan untuk mendapatkan senyawa flavonoid

melalui metode isolasi dan analisis melalui uji teknik kromatografi dan spektroskopi. Hasil analisis KLT etape pertama
menunjukkan
keseimbangan
teknik

dengan menggunakan eluen etil asetat : petroleum benzena dengan rasion (1:1), 5 spot independensif. Analisis spektrofotometer UV menunjukkan standar relatif serapan maksimum pada 368 nm. Ekstraksi kasar dengan etil asetat sebanyak 4,2519 g dalam 200 g bahan utama bawang bombay menghasilkan kadar air 14,64% b/b,rendemen 2,49 %b/b. Eluen terbaik dengan KLT episode terakhir adalah etil asetat:petroleum benzena (5:5) dengan 5 noda independemental. Analisis spektrofotometer FTIR dan UV- VIS menghasilkan spektrum yang menunjukkan adanya senyawa kuersetin pada fraksi bahan uji.
PENDAHULUAN

Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder tumbuhan yang bernama polifenol, golongan lain adalah antosianidin, biflavon, katekin, flavanon, flavon, dan flavonol (Cuebas 2007). Flavonoid dapat melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas yang timbul dari proses kimia normal dalam tubuh dan pengaruh lingkungan seperti asap rokok dan polusi.

Salah satu jenis flavonoid yang memiliki aktivitas farmakologi yang cukup tinggi adalah kuersetin. Kuersetin merupakan senyawa dari golongan flavonol dan banyak terdapat pada buah apel, umbi bawang, anggur merah, dan beberapa jenis buah lainnya. Senyawa ini mempunyai efek farmakologi yang relatif kuat apabila dibandingkan dengan asam askorbat, apabila asam askorbat mempunyai kemampuan antioksidan relatif 1, maka kuersetin mempunyai kemampuan antioksidan relatif 4,7 (Cuebas 2007).

Beberapa turunan flavonoid senyawa kuersetin dari beberapa jenis tumbuhan dapat ditemukan pada sumber tanaman :(i ) Bawang merah, ceri, apel, brokoli, tomat, beri, teh; yang mengandung Kaemferol, myricetin, kuersetin, rutin yang tergolong dalam kelompok Flavonol.(ii ) Parsley yang mengandung senyawa Apigenin, chrysin, luteolin dari kelompok Flavon(iii ) Apel dan teh dengan kandungan
senyawa
Catechin,
gallocatechin,
digolongkan ke dalam senyawa Flavanol(iv ) Jeruk
dengan
kandungan
Eriodictyol,
hesperitin,
naringenin yang dikelopokkan ke dalam Flavanon
(v) serta jeruk lemon yang mengandung Taxifolin
dikategorikan ke dalam kelompok Flavanonol.

Aspek farmakologi flavonoid yang begitu besar menarik minat banyak peneliti untuk mengembangkan
berbagai
metode

untuk mendapatkan dan mengidentifikasi senyawa ini dari berbagai jenis tumbuhan. Metode ekstraksi banyak dilakukan untuk isolasi senyawa ini dengan berbagai teknik analisis instrumental untuk mengidentifikasi senyawa flavonoid dari jenis tumbuhan tersebut.

Senyawa ini merupakan bagian dari kelompok besar senyawa polifenol. Flavonoid dicirikan oleh struktur C6-C3-C6. Struktur flavonoid dalam tumbuhan akan berikatan dengan senyawa lain seperti gula membentuk suatu glikosida atau dalam bentuk aglikon (Kaufman 1999).
Kuersetin
termasuk
dalam

golongan flavonol, senyawaan flavonol berbeda dengan struktur umum flavonoid dengan keberadaan substituen karbonil dan hidroksil pada cincin C

Bawang Bombay merupakan salah satu jenis bahan yang sering digunakan untuk bumbu masak dan diduga mengandung senyawa kuersetin. Bagian bawang yang dimanfaatkan untuk proses ini adalah bagian umbi. Bawang bombay (Allium cepa) termasuk ke dalam Kindom Plantae, Divisi Magnoliphyta, Kelas Liliopsida, Ordo Asparagales, Famili Alliaceae, genus Allium, dan dengan Spesies
A. cepa.

Khasiat yang terdapat di dalam bawang bombay ini
tidak lepas dari kandungan senyawa aktif
didalamnya. Kandungan kimia yang terdapat dalam
setiap 100 g umbi bawang bombay menurut Food
and Nutrition Research Center (1964) bahwa
kandungan kimia bawang bombay per 100 gram
sebgai berikut : kalori (zat besi) 0,70 mg, protein
(Natrium) 11 mg, lemak (Kalium) 102 mg,
karbohidrat (Niasin) 0,40 mg, serat (Vitamin B1)

2
0,03 mg, kadar abu (Vitamin B2) 0,02 mg, Kalsium
(Vitamin C) 5,0 mg dan Fosfor 63 mg.
Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengisolasi senyawa flavonoid dari bawang bombay (A. cepa) dan menganalisis senyawa kuersetin dengan menggunakan teknik kromatografi dan spektroskopi.



BAHAN DAN METODE
A. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bawang bombay, etil asetat, petroleum benzena, metanol, standar kuersetin, dan kertas saring. Alat-alat yang digunakan adalah oven, radas ekstraksi, seperangkat alat gelas, rotary evaporator, flash kromatografi tipe Flash Buchi Pump Manager 632 dengan menggunakan kolom silika, plat KLT, Spektrofotometer FTIR Bruker jenis Tensor 37, dan Spektrofotometer UV-VIS Shimadzu Pharmaspec 1700 Double Beam.
B. Metode (Modifikasi dari Amico et al.
2004 dan Yuldashev et al. 1999)
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bawang bombay segar sebanyak 3 kg dipotong tipis dengan ukuran seragam. Potongan- potongan bawang ini kemudian dikeringkan dalam oven bahan pada suhu ± 40°C selama 5×24 jam sehingga didapatkan bahan kering sekitar 580 g. Bahan hasil pengeringan tersaji pada Gambar 4.
Gambar 4. Bawang bombay kering.

Bahan kering ini kemudian dihancurkan untuk memperkecil ukuran. Bahan ini kemudian digunakan untuk penentuan kadar air dan ekstraksi dengan metode maserasi. Metode maserasi dilakukan dengan menggunakan sampel seberat 200 g dan direndam dengan etil asetat 500 ml. Proses maserasi dilakukan dengan tiga kali pengulangan. Hasil maserasi ini kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator dan akan didapatkan ekstrak kasar. Ekstrak kasar dari hasil maserasi diperoleh sebanyak 4,2519 g. Ekstrak ini kemudian yang dipisahkan lebih lanjut (Gambar 5).
Gambar 5. Proses ekstraksi dengan metode maserasi sampel
bawang bombay.
Kadar Air, Rendemen, dan Uji Fitokimia

Penentuan kadar air dilakukan dengan mengukur sejumlah air yang ada di dalam bahan. Penentuan
kadar
air
dilakukan

dengan mengeringkan bawang bombay hasil pengeringan oven pada suhu 105°C. Hasil penentuan kadar air menunjukkan sampel mempunyai kadar air sebesar 14,64% b/b. Kadar air sampel yang relatif tinggi ini menandakan pengeringan yang kurang sempurna walaupun telah berlangsung dalam waktu yang relatif lama. Pengaruh dari kadar air ini adalah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar